Some ribek
Hari
kedua setelah perayaan Saraswati dikenal dengan Soma Ribek, yang jatuh pada
hari Senin-Pon-Sinta dimana umat Hindu Dharma melakukan Widhi widana atau
pemujaan kepada Sanghyang Tri Pramana yaitu Dewi Sri, Sadhana dan Dewi
Saraswati dengan menghaturkan upakara di lumbung dan di pulu (tempat beras).
Makna
dari hari suci Soma Ribek adalah hari suci untuk mensyukuri turunnya kemakmuran
yang berupa padi dan beras pada khususnya dan pangan pada umumnya.
Mengapa
pada Soma Ribek kemakmuran diidentikan dengan padi dan beras?
Kalau
saya jalan-jalan ke desa-desa, masih saya bisa melihat hamparan sawah yang
menyejukkan mata dan jiwa. Padi berpetak-petak di dinding-dinding bukit sampai
ke dataran bagaikan tangga mosaik raksasa. Meskipun lokasi pertanian padi sudah
semakin berkurang namun syukurnya masih ada tempat-tempat hijau penghasil beras
seperti di Jati Luwih, di Seraya, dan sebagain lagi terpencar di desa-desa
agraris di Bali.
Saya
membayangkan bagaimana indahnya negeri ini di zaman dulu sebelum negeri ini
lambat laun berubah menjadi negeri pabrik dan industri seperti sekarang ini.
Negeri Indonesia adalah bekas negara agraris, dimana penduduknya mayoritas
adalah petani. Begitu juga di Bali! Sampai sekarang masih tersisa
bekas-bekasnya berupa sisa-sisa sawah yang mudah-mudahan bisa lestari.
Dari
hasil renungan, saya yakin pasti hari suci Soma Ribek telah ditentukan oleh
para Leluhur orang Bali berdasarkan pemikiran dan pertimbangan luhur sebagai
wujud rasa terimakasih mereka atas kemakmuran yang mereka terima dari hasil
panen mereka. Mereka sebagian besar adalah petani. Tentunya kehidupan mereka
sangat tergantung dari hasil panen dimana padi adalah produk panen utama
mereka. Sebagai wujud rasa terimakasih, mereka menghaturkan upakara kepada
Hyang Widhi, mengungkapkan rasa bakti mereka melalui hari suci Soma Ribek, yang
diyakini sebagai hari beryoganya Sang Hyang Tri Murti. Ritual ini kemudian
menjadi tradisi turun temurun sampai sekarang pun kita orang Bali masih terus
melaksanakan rahinan Soma Ribek.
Soma
Ribek merupakan jaringan hari raya yang erat hubungannya dengan Saraswati. Lalu
apa hubungannya ilmu pengetahuan dengan kemakmuran?
Ilmu
pengetahuan itu sumber kemakmuran. Tanpa pengetahuan kita akan menjadi bodoh,
dari kebodohan kita akan sengsara. Sebaliknya kalau kita dibekali oleh
pengetahuan yang bajik dan bijak, kita menjadi cerdas dan pintar, kita bisa
mengolah dan meracik sesuatu menjadi hal yang berguna untuk diri sendiri dan
orang lain.
Tak
beda dengan para petani, tanpa dibekali oleh pengetahuan yang cukup, mereka tidak
akan menghasilkan panen yang maksimal. Maka dari itu berawal dari hari pemujaan
Saraswati, umat Hindu Bali, kemudian melaksanakan penyucian dirinya untuk
kemudian mensyukuri kemakmuran yang mereka terima dari Hyang Widhi.
Ritual
dan Upakara
Adapun
upakara yang dihaturkan adalah nyahnyah, grinsing, geti-geti, pisang mas dan
wewangian, dilengkapi dengan canang, dupa dan Tirtha, sebagai tanda syukur atas
wara nugraha yang berupa amerta (pangan). Kita memohon agar Hyang Widhi selalu
memberikan kesuburan bumi dan kemakmuran kepada semua mahluk. Pada hari ini
umat Hindhu Dharma pantang untuk menumbuk padi dan sejenisnya serta jangan
menjual beras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar