• BALIKU

    BALIKU

    Pulau Bali atau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini sungguh luar biasa pesona keindahannya juga kekayaan budayanya yang masih sangat kental yang melekat pada penduduknya. Tidak heran kalau Pulau Bali sangat terkenal di dunia

    Read More
  • SENI & BUDAYA BALI

    SENI DAN BUDAYA

    Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsur yang tampak amat digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat Bali

    Read More
  • CERITA RAKYAT BALI

    CERITA RAKYAT BALI

    Kumpulan kisah dan legenda masyarakat Bali

    Read More
  • KULINER KHAS BALI

    KULINER KHAS BALI

    Cita rasa dan penampilan masakan Bali sering disebut seeksotis pemandangan pulau dewata itu. Jadi, tak heran jika sejumlah masakan khas Bali pun ikut menjadi ikon pariwisata

    Read More
  • KEUNIKAN BALI

    KEUNIKAN BALI

    Bali memiliki sejuta keunikan, baik bentangan alam maupun budayanya. Salah satu keunikan yang paling kuat adalah corak budayanya yang melekat pada seluruh aspek kehidupan msyarakat Bali

    Read More

Minggu, 08 April 2012

Mekepung

                                           MEKEPUNG  




Bali sebagai salah satu Propinsi di Nusantara Indonesia, masyarakatnya adalah agraris yang terkenal dengan organisasi yang disebut Subak yaitu organisasi yang mengatur tentang pengairan disawah. Masyarakat petani dalam melakukan aktifitas pertanian di sawah dengan memanfaatkan alat-alat tradisional yang paling popular disebut bajak, yang mana dalam pengolahan tanah dibagi dalam tahapan-tahapan kegiatan yaitu untuk menggemburkan tanah memakai bajak tenggala, untuk membersihkan tanah dari gulma-gulma memakai bajak jangkar, untuk melumatkan tanah menjadi lumpur memakai bajak lampit slau, dan terakhir untuk menghaluskan tanah memakai bajak plasah. Setelah permukaan tanah lumpur tersebut halus baru ditanami padi bulih (tanaman pohon padi yang masih muda), yang mana dalam proses aktifitas pertanian di sawah ini masyarakat Bali menerapkan sistim kerja ngajakan (kerja gotong royong/bekerja saling Bantu membantu tanpa imbalan jasa).Pacuan Kerbau (Mekepung) yang merupakan tradisi Negara - Bali, Indonesia.




Atraksi Mekepung ini hanya ada di belahan Bali Barat yaitu di Kabupaten Jembrana. Mekepung artinya berkejar-kejaran, inspirasinya muncul dari kegiatan tahapan proses pengolahan tanah sawah yaitu tahap melumatkan tanah menjadi lumpur dengan memakai bajak lampit slau. Dalam proses melumatkan tanah, petani sawah bekerja secara gotong royong bersama rekan-rekannya petani sawah termasuk beserta sanak keluarganya dalam mempersiapkan konsumsinya. Bajak lampit slau ditarik oleh dua ekor kerbau dan sebagai alat menghias kerbau maka pada leher kerbau tersebut dikalungi genta gerondongan (gongseng besar) sehingga apabila kerbau tersebut berjalan menarik bajak lampit slau maka akan kedengaran bunyi seperti alunan musik rok (dengan suara gejreng-gejreng), karena bekerja gotong royong maka ada bajak banyak yang masing-masing ditarik oleh dua ekor kerbau yang ditunggangi oleh seorang sais/Joki duduk di atas bajak lampit slau. Dalam kegiatan ini sais tersebut mulai ada yang ingin mengadu kebolehan kerbaunya dalam kekuatan menarik bajak, maka disinilah awal mulanya terjadi mekepung yaitu adu kekuatan kerbau menarik bajak sehingga untuk pertama kalinya adanya atraksi mekepung adalah mekepung di sawah yang berisi tanah lumpur yaitu di Subak Pecelengan Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana – Bali. Lama-kelamaan kegiatan atraksi ini diikuti oleh petani lainnya dan berkebang di wilayah lainnya seperti di Subak Temuku Aya, Subak Tegak Gede dan Subak Mertasari dan kemudian berkebang khusus menjadi Atraksi Mekepung di Sawah yang kegiatannya dilakukan secara bergilir pada saat mulai ada air disawah.Pacuan Kerbau (Mekepung) yang merupakan tradisi Negara - Bali, Indonesia.




Atraksi Mekepung di sawah ini berkembang sekitar tahun 1930 dan Sais/Jokinya berpakain ala prajurit Kerajaan di Bali jaman dulu yaitu pakai destar, selendang, selempod, celana panjang tanpa alas kaki dan dipinggang terselip sebilah pedang yang memakai sarung poleng(warna hitam putih). Berselang beberapa lama karena setelah selesai atraksi Mekepung di tengah sawah berlumpur para Sais/Joki selalu kotor dilumuri lumpur maka Atraksi Mekepung ini kemudian berkebang menjadi Mekepung di jalan yang ada di Sawah dan atraksi ini berkembang mulai tahun 1960 dengan dibentuk organisasi Mekepung yang terdiri dari dua kelompok yang diberi Nama “Regu Ijo Gading Timur” dengan lambang Bendera warna merah dan kelompok yang berada di sebelah Barat Sungai Ijogading diberi Nama “Regu Ijo Gading Barat” dengan lambang Bendera Warna Hijau . Ijo Gading adalah nama sebuah sungai yang membelah jantung Kota Negara, ibu kota kabupaten Jembrana, menjadi dua bagian yaitu belahan kota sebelah barat sungai Ijo Gading dan belahan sebelah timur sungai Ijo Gading.

Sarana yang dipakai bukan lagi Bajak Lampit Slau melainkan Pedati dengan ukuran sangat mini yang dihiasi dengan ukiran yang sangat menarik para Sais/Joki berbusana tradisional yaitu memakai destar batik, baju tanganpanjang memakai selempod, memakai celana panjang dan memakai sepatu tetapi tidak menyelipkan pedang pada pinggang sehingga Mekepung ini diberi nama “BENHUR JEMBRANA”.


Cara menentukan pemenang dalam Mekepung: 








  • Mekepung di jalan adalah lomba lari kejar-kejaran yaitu ketika pasangan kerbau pepadu yang ada di depan larinya bisa meninggalkan lawannya yang ada dibelakang lebih panjang dari jarak 5 meter, maka yang di depan dinyatakan sebagai pemenangnya.
  • Apabila pasangan kerbau pepadu yang di belakang larinya bisa mendekat sampai jaraknya kurang dari 5 meter dengan pasangan kerbau pepadu di depannya maka pepadu yang di belakang, dinyatakan sebagai pemenangnya.
  • Menang dan kalah kerbau pepadu ini dinilai setelah kerbau pepadu tersebut mencapai garis finish.
  • Hadiah untuk pemenang Mekepung adalah berupa piala dalam bentuk Tropi dan dalam bentuk uang dalam jumlah tertentu dari Bupati Jembrana dan Gubernur Bali.
  • Piala ini ada dua jenis yaitu: Piala Bupati Cup dan Piala Gubernur Cup.





  • Kalender Mekepung
    Atraksi Mekepung dilaksanakan setiap hari Minggu dan dapat disaksikan mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober yaitu berupa latihan dan sepuluh kali pertandingan dalam bentuk pertandngan lokal, pertandingan perebutan piala Bupati Cup (Agustus) dan pertandingan perebutan Piala Gubernur Cup (Oktober).

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar