Sabuh Mas
Bagi saya setiap kali mendengar kata
Sabuh Mas, pikiran saya mengartikan kepada sesuatu yang serba gemerlap. Sabuh
Mas, pasti ada hubungannya dengan kemewahan!
Ternyata pengartian saya itu hampir
mendekati kebenaran. Memang rahinan Sabuh Mas ini adalah hari suci untuk
mengadakan asuci laksana dan Widhi widana kepada Hyang Widhi dalam kedudukannya
sebagai Sang Hyang Mahadewa yang telah melimpahkan anugrahnya berupa raja
bejana yakni harta kekayaan yang disimbulkan dengan logam-logam mulia dan manik
permata.
Hyang Widhi telah melimpahkan segala
macam anugrahNya melalui ciptaanNya. Dan umat Hindu Dharma mensyukurinya dengan
jalan melakukan Widhi widana kepada Hyang Widhi dan segala manifestasinya pada
hari-hari suci yang bersangkutan.
Untuk beras dan padi ada Soma Ribek
dan untuk harta kekayaan yang berhubungan dengan kemewahan ada Sabuh Mas.
Anugrah yang diperoleh manusia tersebut tak lain bersumber dari ilmu
pengetahuan yang telah dicerna oleh manusia. Sabuh Mas ini juga merupakan
jaringan perayaan suci Saraswati yang jatuh di hari ketiga setelah rahinan
Saraswati yakni Selasa-Kliwon-Sinta.
Manusia diberiNya kemampuan untuk
berpikir bagaimana untuk bisa mengolah, meracik dan mengusahakan sesuatu untuk
kebaikannya melalui pengetahuan yang dipelajarinya. Dari kemampuan ini, manusia
bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraannya. Mereka bisa mengatasi rasa
laparnya, mampu melindungi dirinya dan menyejahterakan dirinya melalui usaha
dan kerja mereka.
Meskipun manusia itu telah berusaha
sendiri, bekerja dengan tangan dan tenaganya sendiri, namun janganlah kita merasa
sombong karena merasa sudah berhasil. Sesukses-suksesnya kita mampu bekerja
mengusahakan kekayaan kita, tetap saja kita harus selalu ingat bahwa berkat dan
anugrah yang kita peroleh bersumber dari Hyang Widhi. Ia adalah sumber
segala-galanya. Kita tidak bisa terikat akan apa yang telah kita hasilkan
selama bekerja dan berusaha. Kita harus menyeimbangkannya dengan rajin membantu
fakir miskin (dana punia kepada yang benar-benar membutuhkannya), tidak pelit
dan sombong.
Di hari Sabuh Mas ini, umat Hindhu Bali
diingatkan untuk tetap eling terhadap segala harta kekayaan yang dimilikinya.
Eling disini berarti intropeksi diri melalui perenungan diri agar kita bisa
mengolah harta kekayaan yang kita miliki dengan baik. Mengaturnya dengan
bijaksana tidak hanya demi kepentingan sendiri saja namun juga bisa membantu
orang-orang miskin untuk berbagi kebahagiaan. Kita harus sadar bahwa segalanya
itu tidak kekal, dan harta kekayaan adalah bukan segalanya. Kita harus belajar
untuk tidak terikat oleh harta, belajar iklas untuk saling berbagi dengan yang
lainnya baik itu dengan keluarga dan orang-orang yang sangat membutuhkan
melalui medana-punia. Di hari ini umat melaksanakan pemujaan untuk mencurahkan
rasa puji syukur kepada Hyang Widhi dan mendekatkan diri kepadaNya.
Ritual dan Upakara
Pada hari Sabuh Mas dilakukan
pemujaan kepada Betara Mahadewa, sebagai penguasa segala kekayaan berupa mas
manik dan mutu manikan.
Adapun pelaksanaannya adalah dengan
menghaturkan upakara suci Daksina, peras penyeneng, sesayut merta sari, canang
lenga wangi Burat wangi, pabersihan pasucian pangreresik pada harta benda yang
berupa mas, mirah, permata dan yang sejenisnya. Setelah upakaranya dihaturkan,
kemudian upakara tersebut diayab oleh semua keluarga, dengan tujuan memuliakan
segala tingkah laku dan kepribadian agar menjadi lebih baik dan agar
penghargaan berupa harta yang didapat bisa mebrguna dan bermanfaat untuk orang
banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar