• BALIKU

    BALIKU

    Pulau Bali atau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini sungguh luar biasa pesona keindahannya juga kekayaan budayanya yang masih sangat kental yang melekat pada penduduknya. Tidak heran kalau Pulau Bali sangat terkenal di dunia

    Read More
  • SENI & BUDAYA BALI

    SENI DAN BUDAYA

    Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsur yang tampak amat digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat Bali

    Read More
  • CERITA RAKYAT BALI

    CERITA RAKYAT BALI

    Kumpulan kisah dan legenda masyarakat Bali

    Read More
  • KULINER KHAS BALI

    KULINER KHAS BALI

    Cita rasa dan penampilan masakan Bali sering disebut seeksotis pemandangan pulau dewata itu. Jadi, tak heran jika sejumlah masakan khas Bali pun ikut menjadi ikon pariwisata

    Read More
  • KEUNIKAN BALI

    KEUNIKAN BALI

    Bali memiliki sejuta keunikan, baik bentangan alam maupun budayanya. Salah satu keunikan yang paling kuat adalah corak budayanya yang melekat pada seluruh aspek kehidupan msyarakat Bali

    Read More

Senin, 16 April 2012

Kuliner Khas BALI

                                                           Nasi Jinggo




Nasi Jinggo adalah hidangan murah meriah yang sangat populer di Bali. Khususnya di kota Denpasar dan Badung. Hidangan ini awalnya diperuntukkan bagi para pekerja malam. Awalnya, sekitar tahun 1980-an, nasi jinggo hanya tersedia di emperan toko jalan Gajah Mada di kawasan Pasar Badung, Denpasar, antara pukul 23.00 hingga dini hari. Di situlah, selain pekerja malam, para mahasiswa yang mengerjakan tugas kuliah hingga larut malam, juga penyair Umbu Landu Paranggi dan anak asuhnya, suka nongkrong membicarakan karya sastra. Dari merekalah menyebar informasi tentang kenikmatan nasi jingo ini hingga kini menyebar hampir ke seluruh sudut kota Denpasar dan Badung, bahkan ke beberapa kota di Bali. 

Seperti apa sih nasi jinggo itu? Nasi Jinggo itu, ya nasi bungkus biasa saja, sih! Mirip kayak sego kucing yang terkenal di Yogyakarta. Nasi jinggo dibungkus dengan daun pisang, dengan lauk mi, ayam suir, tempe goreng, telur rebus seperempat butir, dan –ini andalannya— sambal tomat campur terasi yang pedas namun lezat.

Porsi Nasi Jinggo terbilang kecil banget. Nasinya hanya sekepalan tangan. Harganya pun sangat murah, termahal saja cuma Rp 3 ribu. Mungkin ini dulunya sebagai strategi marketing. Sebab, orang merasa membeli sesuatu dengan harga yang sangat murah. Kenyataannya, kebanyakan pembeli nasi jinggo tak merasa cukup dengan hanya satu bungkus. Beberapa orang bisa menghabiskan empat sampai enam bungkus!


                                                                     Sambal matah









Dalam bahasa Bali, sambel matah berarti sambel mentah. Sambal ini memang terbuat dari bahan-bahan yang masih mentah. Selain terasi yang dibakar, bahan lain seperi bawang merah, cabai, sereh, dan daun jeruk purut semuanya masih mentah dan segar. Semua bahan diiris halus, lalu dicampurkan dengan terasi dan garam dengan cara mengulet/meremasnya. Setelah alum, ditambahkan sedikit minyak kelapa. 

Sambel matah ini biasa dimakan bersama sate lilit atau ikan asin. Bisa juga diurabkan pada daging ayam yang disuir-suir. Makan dengan sambal ini jadi tambah berselera!



                                           Sate Lilit


Membuat sate tidak selalu dengan cara memotong-motong daging lalu menusuk memanggangnya. Di bali ada cara lain membuat sate yaitu dengan melilitkan luluh daging ke sebuah batang bambu.

Seperti lazimnya sate, bahan dasar sate lilit adalah daging. Dagingnya bisa daging ikan, ayam, bebek, babi, entok, atau burung dara. Yang sering kita temui di warung-warung makan atau restoran di Bali adalah yang berbahan ikan tuna atau ayam.

Daging ikan tuna atau ayam dimasukkan ke dalam lesung lalu dilembutkan dengan alu bersama bumbu, santan, serta parutan kelapa. Ketika bumbu sudah menyatu dengan ikan, sate mulai bisa dibentuk dengan mengepal daging ikan memanjang lalu dililitkan pada tangkai yang terbuat dari bambu. Sate lilit dibakar dan siap dinikmati bersama sepiring tupat, semangkuk sup ikan, dan plecing kangkung.





Selain masakan tersebut, ada pula masakan-masakan lain yang belum terlalu tenar oleh wisatawan nusantara, namun digemari oleh penduduk lokal Bali. Mau mencoba beberapa masakan tersebut? Berikut beberapa masakan yang bisa Anda coba.





Rujak Kuah Pindang


Pindang adalah ikan, lalu rujak pastinya tentang buah. Apa hubungannya? Nah kuliner satu ini memang unik. Bayangkan segarnya buah-buah berpadu dengan asinnya kaldu ikan. Ya, itulah Rujak Kuah Pindang yang menjadi cemilan khas masyarakat Denpasar.

Buah yang dipakai biasanya kedondong, bengkuang, timun, dan buah-buah mentah lainnnya. Kaldu ikan dicampur dengan cabai dan terasi, bisa ditambahkan sedikit gula merah jika Anda tak tahan dengan rasa asinnya. Rasanya merupakan kolaborasi unik antara manis, renyahnya buah, asin, asam, dan kecut.


Ingin mencoba rasa rujak ini?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar